oleh: Lazarus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi kerja seorang guru juga berhubungan positif secara signifikan dengan pengalaman mengajar. Pengalaman mengajar dalam hal ini adalah selang waktu menjadi guru. Hal ini membuktikan bahwa selain prestasi akademik juga pengalaman mengajar seorang guru sangat menentukan terhadap kemampuannya atau prestasinya dalam menjalankan tugas di lapanngan.
Kenyataan di atas mengungkapkan bahwa seorang guru yang memiliki pengalaman mengajar lama atau banyak, dalam arti telah memiliki masa kerja yang relatif lama, akan memiliki tingkat kemampuan/prestasi kerja sebagai guru yang tinggi. Hal ini sangatlah beralasan, karena selama bertugas sebagai guru dengan sendirinya akan terjadi proses belajar dalam diri guru itu sendiri, baik “belajar bagaimana mengajar yang baik” maupun “belajar bagaimana belajar yang baik” itu.
Oleh karena itu tidaklah berlebihan bahwa pada akhirnya muncul ungkapan” pengalaman adalah guru yang baik”. Berdasarkan masa kerja yang lama guru mendapatkan kesempatan untuk mengefektifkan aktivitas pembelajaran, dengan kegiatan membuat catatan kemajuan anak didiknya sehingga dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian program yang mereka perlukan pada pembelajaran berikutnya. Dengan demikian, apa yang terungkap dalam penelitian ini mendukung teori Skiner bahwa guru membuat rekomendasi tentang tugas-tugas belajar mana yang seharusnya dicoba dulu sebagaimana cara belajarnya, serta hasil-hasil apa saja yang diharapkan dengan keseluruhan aktivitas yang diprogramkan itu. Tanpa pengalaman mengajar atau masa kerja yang cukup, maka guru mungkin akan mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
Indeks Prestasi Akademik, Pengalaman Mengajar, Dan Prestasi Kerja Sebagai Guru
Berdasar hasil pengolahan data, diketahui bahwa antara Indeks Prestasi Akademik dan Pengalaman Mengajar secara bersama-sama mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan prestasi kerja sebagai guru. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa apa yang telah dikemukakan pada latar belakang di bagian pendahuluan tulisan ini, bahwa kemampuan guru dalam menjalankan profesinya sangat dipengaruhi faktor internalnya, yang meliputi antara lain indeks prestasi akademik dan pengalaman mengajar.
Meskipun secara bersama-sama dua variabel yakni indeks prestasi akademik dan pengalaman mengajar tersebut menunjukkan hubungan ganda yang signifikan terhadap prestasi kerja sebagai guru, namun jika dilihat dari hasil analisis data ternyata masing-masing variabel tersebut memiliki sumbangan relatif yang berbeda-beda. Sesuai dengan hasil penelitian ternyata variabel yang lebih besar skor korelasi parsiilnya terhadap prestasi kerja sebagai guru adalah variabel pengalaman mengajar (skor korelasi IPK terhadap prestasi kerja adalah 0,6768, sedangkan skor korelasi partiil Pengalaman Mengajar terhadap prestasi kerja sebesar 0,8019). Hal ini dapat dipahami karena: (1) bagi seorang guru yang memiliki masa kerja relatif lama akan memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mengoreksi dirinya sehingga dapat memanfaatkan umpan balik dari tugas-tugas yang terdahulu, dalam hal ini tugas-tugas dalam mengelola interaksi belajar mengajar; (2) seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa semakin lama bertugas sebagai guru maka dengan sendirinya semakin banyak proses belajar yang terjadi pada diri guru itu sendiri.
Kalau variabel indeks prestasi akademik memberikan kontribusi lebih kecil dari pada masa kerja, maka hal tersebut dapat dipahami karena: (1) ada kemungkinan pengetahuan yang diperoleh pada masa studi belum sesuai dengan yang dibutuhkan di lapangan; (2) pengetahuan yang diperoleh masih memerlukan penyesuaian di lapangan sementara guru tidak dapat dengan segera mengaplikasikan pengetahuannya untuk melaksanakan tugas di lapangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bagaimanapun juga bila seorang guru memiliki indeks prestasi akademik yang tinggi, namun tanpa diimbangi dengan pengalaman mengajar yang memadai belum dapat memberikan hasil yang maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar